VIVA – Fenomena petarung anyar di One Pride Mixed Martial Arts (MMA) mendapat sorotan. Salah satunya dari Ketua Dewan Juri One Pride MMA, Max Metino.
Max menilai, petarung muda tidak bisa diremehkan. Dia menyebut, semua debutan benar-benar mempunyai kualitas yang komplet.
"Dan mereka sudah melengkapi ilmunya. Teknik-tekniknya dilengkapi dengan teknik yang komplit," ujar Max dalam wawancara dengan One Pride MMA.
Menurut MaX, fenomena petarung anyar dan muda semakin banyak berkualitas. Mereka, kata dia, bermunculan dan mulai menggantikan fighter senior.
"Fenomena ini yang membuat banyaknya petarung muda. Mulai bermunculan, dan mulai menggantikan petarung-petarung yang lama," ungkapnya.
Petarung anyar dan muda memang banyak bermunculan saat ini di One Pride MMA. Contohnya, ada Iman Lesmana di kelas welter.
Kehadiran Iman Lesmana patut diwaspadai sebagai pendatang anyar. Kuda Hitam telah mencatat rekor tiga kali pertandingan tanpa kalah.
Kemenangan yang baru diraih Iman Lesmana yakni saat menumbangkan Mokhamad Sofi, seorang petarung yang jauh lebih senior dari Iman.
Selain Iman Lesmana, ada Deni Daffa salah satu yang juga petarung anyar di One Pride MMA. Dia mengawali debutnya dengan manis di kelas lightweight (70,3 kg).
Itu setelah dia menumbangkan Ronald pada partai perbaikan peringkat yang disiarkan tvOne, pada Sabtu 19 Juni 2021.
Deni Daffa dinyatakan sebagai pemenang lewat submission dengan tap out. Hasil manis itu, Deni hanya butuh menyelesaikan waktu 1 menit 45 detik di ronde 1.
Dalam kesempatan itu, Deni mengaku sudah sejak dari SMA ingin berkarier di One Pride MMA. Namun, keinginan itu sempat tertahan oleh orang tua.
"Dari sejak SMA. Tapi papah bilang nanti dulu persiapan latihan lagi. Menunggu sampai matang dan cukup, baru saya masuk One Pride," tutur Deni.
"Memang maunya sudah lama, tapi baru kesampaian sekarang. Usia saya sekarang itu 20 tahun," tambah Deni.