OnePride – Ketua Dewan Juri One Pride MMA, Max Metino menegaskan, keputusan hasil pertandingan Adi Rominto melawan Ronal Siahaan di Fight Night 54 sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kata Max Metino, Ronal Siahaan petarung yang dinyatakan juri sebagai pemenang dengan kemenangan poin usai melewati ronde tiga, dalam duel perbaikan peringkat kelas flyweight (56,7 kg), Sabtu malam, 4 Desember 2021.
Keputusan ini belakangan mendapat protes dari Adi Rominto usai laga berakhir. Adi Popay merasa dirinya yang semestinya meraih kemenangan dengan poin tipis itu. Max Metino akhirnya turut angkat bicara.
Max menjelaskan, pertarungan Adi versus Ronal di ronde satu dan dua mereka mendapat poin yang cukup imbang dari dewan juri One Pride. Keduanya beradu striking dan Adi sempat melakukan take down.
Namun pada ronde tiga Adi Popay yang poinnya tersusul cukup berjarak oleh Ronal. Itu ketika petarung asal Toba ini dianggap hanya mengulur waktu saat duel ground fighting, meski dia sebelumnya sempat lakukan take down pada Ronal.
"Adi melakukan take down yang bagus, nilainya naik melebihi Ronal sedikit. Karena sayangnya tidak ada damage yang signifikan. Lalu Adi stalling yaitu dia mengulur waktu dengan menahan saja saat ground fighting," ucap Max kepada Onepride.net.
Lebih lanjut, Max menuturkan, pada saat duel ground fighting yang mendapat poin itu justru Naga Sakti, julukan Ronal Siahaan. Karena dia mendominasi dengan melakukan serangan elbow.
"Adi membawa pertarungan ke bawah, tapi usahanya sampai di situ saja. Dia tidak ada usaha pressing, melakukan kuncian, cekikan, sampai ground and pound," kata Max.
"Jadi dia hanya menahan saja. Sementara Ronal mengambil posisi duduk, lalu melakukan serangan yang sangat efektif, yaitu elbow sepanjang ronde 3 dan itu efeknya damage," sambungnya.
Lebih rinci, Max menjabarkan, pertarungan ground fighting bagi petarung yang tampil dominan mendapat nilai satu poin setiap 10 detik. Itu artinya, dalam laga akhir pekan lalu itu, Ronal yang mendapat poin tersebut.
Ditambah, Ronal mendapat poin dari hasil serangan elbow yang mendarat ke bagian punggung Adi.
"Jadi per 10 detik Ronal mendapatkan nilai 1 poin, plus pukulan yang dilancarkan oleh Ronal mendapatkan poin. Besarannya, kalau pukulannya tidak keras 1 poin, kalau damage mendapat 5 poin," tegas Max.
Bukan Penilaian Tinju
Max Metino mengatakan, sistem penilaian pertandingan One Pride tidak seperti ajang MMA lain, bahkan bukan seperti ajang tinju. Penilaian dewan juri One Pride berdasarkan akumulasi serangan yang memberi dampak pada lawannya.
"Ini perlu digaris bawahi. Bukan dari bentuk-bentuk serangan, pukulan, cekikan, kuncian. Tapi efek dari serangan itu yang dinilai, dan penilaian diakumulasi setiap serangan dari ronde 1 sampai habis," kata Max.
"Jadi, penonton masih berpikir apakah One Pride MMA ini seperti tinju. Padahal tidak. Itu dihitung secara detail dengan menggunakan teknologi komputerisasi. Para juri sangat fokus dan sudah di briefing berulang-ulang," lanjutnya.