OnePride – Dua kartu kuning yang didapat Javier Van Theola menjadi buah bibir. Itu karena pelanggaran yang dilakukan Javier kepada Galih Tornado saat keduanya bertarung di Fight Night 51 One Pride Mixed Martial Arts.
Javier melakukan dua kali pelanggaran. Yang pertama menendang mengarah ke area kemaluan dengan lutut, dan kedua adalah headbutt atau membenturkan kepala ke bagian wajah maupun kepala lawan.
Dua pelanggaran itu ternyata jadi perbincangan hangat netizen, bahkan menjadi kontroversi karena Javier yang berakhir sebagai pemenangnya. Petarung asal Bandung itu menang TKO usai wasit menghentikan pertandingan lantaran Galih tak berdaya di laga ronde 3.
Berangkat pelanggaran Javier, ternyata ada tiga fakta menarik yang wajib diketahui para pecinta One Pride MMA di Indonesia. Onepride.net telah merangkumnya berdasarkan dari sumber wawancara CEO One Pride, Fransino Tirta.
Fransino menjelaskan, pelanggaran yang dilakukan Javier sudah diberikan sanksi berupa kartu kuning. Setiap fighter yang melanggar, bisa diberi teguran atau kartu kuning sebagai peringatan.
Dia menyebut, Javier tidak didiskualifikasi karena lawannya masih bisa melanjutkan pertandingan. Seperti pelanggaran pertama Javier menendang area kemaluan Galih dengan lutut. Setelah diberikan waktu jeda, Galih memutuskan bisa melanjutkan kembali laga.
"Kami berikan waktu maksimal 5 menit pada petarung yang dilanggar untuk pemulihan diri atas pelanggaran itu. Dan Galih merasa sudah pulih, dia meneruskan pertarungan," ujar Fransino.
Fransino menyebutkan, Javier yang melakukan pelanggaran kembali tetap diberikan sanksi kartu kuning kedua oleh wasit. Dia melakukan headbutt yang dimana teknik itu memang dilarang keras di MMA.
Namun, kali ini tidak didiskualifikasi lantaran sebelum pelanggaran terjadi, Javier sudah lebih dulu menyerang Galih dengan teknik ground and pound, sehingga memberikan efek buruk pada Galih. Tapi teknik itu legal atau diperbolehkan.
Setelah teknik ground and pound itu, barulah Javier melakukan headbutt. Nah, teknik ini memang dilarang di MMA. Itu lantaran gerakan ini terlalu berbahaya bagi kedua petarung dan sering berakhir dengan luka sobek.
"Dia (Galih) karena sudah dipukuli dulu dengan teknik legal, akibat itu mengalami efek seperti pusing. Setelah legal itu baru pelanggaran headbutt. Pelanggarannya tetap dihentikan dan diberikan kartu kuning kedua," ungkap Fransino.
Karena pukulan yang diawali legal tersebut Javier tidak didiskualifikasi, meski sudah mendapat kartu kuning kedua. Selain itu, Galih juga masih bisa melanjutkan laga setelah pelanggaran kedua dari Javier.
"Kalaupun dia (Galih) tidak bisa melanjutkan laga, cederanya bukan karena pelanggaran. Dia sudah terkena efek dari teknik yang legal atau sah. Sehingga bukan diskualifikasi, malah bisa dinyatakan kalah," paparnya.
Fransino menuturkan, One Pride MMA adalah ajang olahraga bela diri campuran. Ajang ini tidak sama seperti olahraga sepak bola yang langsung menerapkan kartu merah usai akumulasi kartu kuning.
"Peraturan One Pride MMA 2 kali kartu kuning, pelanggaran yang ketiga baru itu didiskualifikasi. Jadi ini tidak seperti olahraga sepak bola. Kalau di One Pride berbeda dengan sepak bola," tegas Fransino.
Sekedar perlu diketahui juga bahwa kartu kuning di One Pride MMA mempunyai dampak bagi pelanggarnya. Yaitu petarung yang terkena kartu kuning akan dipotong bayarannya.
Kartu kuning pertama kena potongan 10 persen dan kartu kuning kedua sebesar 15 persen. Dan pelanggaran ketiga seperti yang sudah dijelaskan di atas langsung diskualifikasi.