VIVA – Juara kelas welter One Pride Pro Never Quit, Rudy Gunawan alias Ahong, gagal menorehkan prestasi di cabang olahraga jiu-jitsu Asian Games 2018, Jakarta-Palembang. Langkah Ahong cuma sampai babak 16 besar nomor newaza kelas 85 kilogram.
Dalam kesempatan itu, Ahong jumpa wakil Kyrgyzstan, Abdurahmanhaji Murtazaliev. Dia kalah dari Murtazaliev dengan skor 0-2.
Ahong mengakui kemampuan fisik atlet jiu-jitsu Indonesia masih kalah dari Asia Tengah. Terutama, disebutkan Ahong, terkait posturnya.
"Evaluasi saya selama Asian Games, level kompetitif Indonesia masih kalah dengan negara lain terutama Asia Tengah. Itu karena postur mereka lebih jadi dan lebih besar," kata Ahong kepada VIVA.
"Untuk bisa mengimbangi, atlet Indonesia harus tambah lagi massa otot agar tenaga kami jadi tambah besar. Kami masih kalah tenaga, tapi untuk teknik, sudah bagus," lanjutnya.
Indonesia sebenarnya punya peluang merebut medali dari Simone Julia. Namun, Julia juga gagal karena kalah di perebutan tempat ketiga dari wakil Mongolia, Udval Tsogkhuu.
Kegagalan ini jadi pelajaran penting bagi Ahong dan rekan-rekannya. Lewat pengalaman di Asian Games, Ahong yakin jiu-jitsu Indonesia bisa lebih berprestasi di SEA Games 2019, Manila.
"Event terdekat ada SEA Games. Rencananya ada dua nomor, tarung dan newaza. Mudah-mudahan terwujud, agar saya bisa main di tarung yang sudah jadi makanan sehari-hari. Kalau saya turun, saya yakin bisa dapat emas," ungkap Ahong. (one)