JAKARTA – Profil biodata Charles Ebu, putra daerah asal Nagekeo Nusa Tenggara Timur yang berprestasi meraih juara nasional di ajang One Pride Mixed Martial Arts untuk Indonesia. Simak kisahnya di bawah ini!
Charles Ebu merupakan petarung yang telah mengawali karier profesionalnya di One Pride MMA sejak 2019 silam.
Perjalanan karier dari petarung berjuluk White Komodo itu cukup cepat naik ke tangga kesuksesan.
Ia kini adalah juara divisi strawweight One Pride MMA sejak tahun 2024 hingga sekarang.
Gelar juara itu didapat Charles Ebu setelah dirinya berhasil mengalahkan Rustam Hutajulu, petarung asal Sumatera Utara yang cukup kuat, dengan hasil finish via submission.
Kemenangan dengan Rustam sekaligus membuat Charles Ebu menambah catatan hasil manis dengan 6 kali kemenangan dari 8 laga yang dilalui. Sisanya Charles tercatat hanya 2 kali kalah.
Charles mengakui bahwa perjalanan kariernya hingga bisa sampai sekarang ini berawal dari motivasi keluarga. Ditambah lagi situasi dan kondisi yang "memaksa" dirinya berjuang untuk sukses jadi seorang atlet nasional.
Charles Ebu dulunya seorang pemuda biasa atau putra daerah yang merantau ke Jawa untuk bisa sukses menjadi seorang atlet.
"Semuanya berawal dari motivasi keluarga dan situasi. Sehingga saya harus berjuang, dan berjalannya waktu sambil mencari jati diri saya siapa saya ini," ucap Charles Ebu dalam wawancaranya kepada tim One Pride MMA.
"Saya kemudian merantau ke Jogja, Jawa. saya putus kuliah dan bertemu dengan dunia MMA ini saya merasa seperti menemukan diri saya di dunia MMA ini," sambungnya.
Merantau ke daerah orang membawa misi menjadi seorang atlet berprestasi bukan hal yang mudah. Beruntungnya Charles Ebu punya bekal mental dan teknik dasar beladiri yang ia bawa dari Nagekeo.
Charles menceritakan kalau dulu dirinya sering mengikuti tradisi dan budaya ETU asal tempatnya lahir itu.
ETU atau tinju adat adalah salah satu warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Kabupaten Nagekeo, NTT.
Tradisi ini menggabungkan unsur tinju, tarian, dan nyanyian yang mengekspresikan rasa syukur sekaligus membuktikan kewibawaan dan harga diri laki-laki dalam masyarakat.
Meskipun berbeda dari tinju modern, Etu memiliki kesamaan dalam hal kekuatan fisik dan strategi pertarungan.
"ETU itu tradisional boxing-nya kita. Pertarungan antar pemuda sana untuk saling mempertaruhkan gengsi, daerah," ungkap Charles Ebu.
"Itulah yang membuat ketika saya bertemu dengan dunia MMA ini tidak merasa asing. Suatu yang baru dari soal teknis, tapi jiwa pejuang saya sudah punya karena itu," lanjutnya. BERSAMBUNG