JAKARTA – Petarung Mixed Martial Arts (MMA), Ucu Rohendi, mempunyai pengalaman yang tak terlupakan saat dirinya pernah menjadi ketua RW. Pasalnya, ia sering membubarkan perjudian di wilayah hingga akhirnya dianggap sebagai cepu polisi. Bagaimana kisahnya?
Ucu Rohendi merupakan petarung yang berkarir di ajang One Pride MMA sejak 2018 silam.
Selama berkarir di One Pride MMA, petarung dengan julukan Udor Kancil itu melakoni 15 pertarungan, di antaranya 8 kali menang dan 7 kali kalah.
Kariernya di dunia MMA memang belum begitu cemerlang. Namun sebelum terjun ke dunia atlet profesional, Ucu Rohendi pernah menjajal segala bidang profesi.
Ucu Rohendi mengungkapkan bahwa dirinya pernah menjadi tukang ojek ketika awal-awal pernikahannya.
Diakui Ucu Rohendi, tukang ojek pekerjaan yang mau tak mau harus dilakukan demi bisa bertahan hidup bersama keluarga. Selain jadi tukang ojek pangkalan, Ucu juga pernah menjabat sebagai ketua RW.
"Saya dulu pernah jadi tukang ojek awal-awal menikah sampai lima tahun. Terus saya jadi RT dan RW, lalu BPD," ucap Ucu Rohendi kepada onepride.net, beberapa waktu lalu.
Udor Kancil banyak pengalaman yang dilalui, terutama menjadi pemimpin di lingkungan atau ketua RW.
Hebatnya, Ucu Rohendi sebagai ketua RW mempunyai jiwa pemberani dan bernyali besar lantaran sering membubarkan perjudian di lingkungannya.
Ia mengaku berani membubarkan perjudian tersebut lantaran adanya laporan keluhan para warganya.
"Saya selalu menerima aduan dari masyarakat misalnya perjudian dan lain-lain. Saya yang harus bertindak," ungkap Ucu.
"Setiap ada perjudian karena ada laporan warga, saya bubarkan dan laporkan polisi," sambungnya.
Ucu Rohendi menyampaikan, melaporkan perjudian kepada polisi dilakukan secara terang-terangan, meskipun hal itu akhirnya membuat ia dianggap Cepu polisi.
"Kenapa warga sampai bully saya karena ada perjudian saya bubarkan, saya laporkan polisi. Dan saya melaporkannya secara terang-terangan tidak sembunyi-sembunyi," tuturnya.
"Jadi orang pada tahu saya melaporkan akhirnya saya di bully. Tapi itu sudah jadi risiko yang harus saya terima," sambungnya.