VIVA.co.id – Aksi petarung Synergy Asta, Suwardi, benar-benar memukau dalam fight night 1 One Pride Mixed Martial Arts season ketiga, Sabtu 18 Maret 2017, di Mahaka Square. Dalam kesempatan tersebut, Suwardi mampu menampilkan keahliannya bertarung atas dan bawah.
Tak seperti biasanya, Suwardi mau meladeni sang lawan, Sutrisno, untuk bertarung atas. Menariknya, Suwardi begitu lihai saat bertarung di atas.
Dia mampu menghantam Sutrisno dengan telak di beberapa kesempatan. Serangan lututnya pun kerap mendarat di hidung Badak Jawa.
"Sejak awal, saya memang sudah berjanji ingin tampil beda, main di atas. Dan, saya bisa melakukannya. Itu membuktikan bahwa kemampuan saya lengkap," kata Suwardi kepada VIVA.co.id.
Petarung 32 tahun tersebut terlihat mampu mengatur ritme permainannya dengan baik. Dia begitu matang.
Transisi bertarungnya, dari atas ke bawah, sangat sempurna. Ya, itu sangat terlihat kala Suwardi memenangkan pertarungan.
Awalnya, dia bertarung di atas. Kemudian, saat diajak berduel di bawah oleh Sutrisno, Suwardi tak panik dan sangat tenang. Akhirnya, dia mampu mengalahkan Sutrisno dengan teknik kimura.
"Pertarungan bawah memang menjadi dunia saya. Momentum datang saat dia mengajak saya main bawah. Saya menang, dan itu membuktikan kalau Sutrisno tak lebih baik," terang Suwardi.
Energi Tambahan
Suwardi mengakui penampilan apiknya tak terlepas dari kehadiran ratusan suporter yang hadir ke Mahaka Square. Tercatat, ada 400 lebih suporter Suwardi yang menyerbu Mahaka Square.
Kehadiran mereka sudah membuat atmosfer di sekitar arena menjadi panas. Terlebih, suporter Sutrisno juga sangat bertenaga.
Dua kubu suporter saling berteriak, bernyanyi, mendukung jagoan masing-masing. Kondisi tersebut ternyata membuat Suwardi bersemangat.
Jebolan Persaudaraan Setia Hati Terate itu merasa mendapatkan tenaga tambahan saat para pendukungnya berteriak mendukungnya tanpa henti.
"Kehadiran suporter sangat berpengaruh buat saya. Mereka tanpa lelah mendukung saya dan itu menjadi suntikan moral," ujar Suwardi.
"Dalam posisi tertekan, mendengar teriakan mereka, rasanya ingin keluar dari kesulitan. Itu tercipta. Akhirnya, sabuk ini kembali kepada pemiliknya," lanjut dia.