VIVA.co.id – Bukan rahasia lagi jika seluruh anggota keluarga Gracie dikenal sebagai penggiat beladiri brazilian jiu-jitsu. Bahkan, keluarga Gracie memiliki pengaruh besar dalam beladiri brazilian jiu-jitsu, lantaran memiliki gaya khas dalam mengembangkan tekniknya.
Klan Gracie pun dikenal luas setelah salah satu anggotanya, Royce Gracie, sukses di pentas mixed martial arts. Royce pun berhasil masuk ke jajaran Ultimate Fighting Championship Hall of Fame.
Rocye sudah uzur. Kini, ada sang anak, Khonry, yang diharapkan bisa meneruskan kiprahnya di MMA.
Tapi, siapa sangka Khonry justru hampir membelot, keluar dari kultur klan Gracie. Dia sempat ingin menjadi pemain sepakbola.
"Ketika saya tumbuh, sepakbola adalah olahraga yang dimainkan. Saya sempat mencicipinya selama 10 tahun," kata Khonry dilansir MMA Fighting.
"Saya main sepakbola, dan sangat fokus. Jiu-jitsu cuma hobi. Saya belajar dan memahami jiu-jitsu. Tapi, saya tak sepenuhnya bertarung, hingga akhirnya tiga tahun kemudian mengambil keputusan," lanjut dia.
Khonry baru memutuskan untuk bertarung pada usia 21 tahun. Sebenarnya, dia sempat mengalami kebimbangan karena di sisi lain, ada tawaran untuk menjadi pemain sepakbola.
"Ada momen di mana saya harus berpikir dan memutuskan. Akhirnya, saya memutuskan memilih jiu-jitsu. Itulah keputusan saya," terang Khonry.
Hampir membelot dari tradisi, keinginan Khonry sama sekali tak ditentang oleh Royce. Bahkan, sang anak mendapatkan dukungan dari Royce untuk memilih karier olahraganya.
"Sampai suatu saat, saya memutuskan fokus ke jiu-jitsu. Usai dia berduel dengan Ken Shamrock, saya mulai berlatih dengannya," ujar Khonry. (one)